Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Yuka is welcoming her 2nd year old - Newborn FB

Sudah lama tidak menulis, kali ini aku ingin menulis tentang anak kedua kami, namanya Yuka. Manis bukan? Perjalanan nya dimulai dengan penuh perjuangan bagiku, bagi kami semua.  Saat aku hamil 3 bulan, dokter mendiagnosis bahwa aku kena ISK (Infeksi Saluran Kencing). Terdengar biasa saja karena sakit ini umum terjadi, tapi tidak untuk ibu hamil dengan usia kandungan baru 22 minggu. Rasanya sungguh luar biasa, saat demam menyerang suhu tubuh bisa mencapai 41 C.  Menyebabkan badan terasa dingin, menggigil, gigi beradu dengan sendirinya, juga rasa panik yang menakutkan. Akupun sempat dilarikan ke IGD. :) Sebelumnya aku sudah pernah periksa ke RSIA. Putri dan bertemu dengan dokter Prof Lila Dewata, aku diperiksa dengan USG transvaginal. Beliau mencurigai adanya gejala lain yang disebabkan oleh infeksi, tapi bukan dari rahim. Karena kandunganku tidak bermasalah. Beliau menyarankan untuk menemui dokter ahli penyakit dalam. Baiklah.... Aku dan suami menuju RSI. Jemursari, karena kebetulan saa

Covid 19 Share it! - Isoman H12-14 [END]

Isoman hari ke-12, Rabu 25 Agustus 2021. Keluhan dan gejala masih sama, kemampuan membauku yang ada loading time-nya, dan kemampuan mengecap yang tidak sesuai. Tapi ini adalah hari pertama dengan statusku yang "negatif"/ :) Pagi hari aku mencoba menghubungi satgas Puskesmas, bertanya tentang dataku yang tidak terdaftar dalam link isoman kemenkes, dan jawaban yang kudapatkan tidak memuaskan. Satgas beralasan tidak mengetahui tentang situs tersebut, padahal aku diarahkan oleh dokter kampus. Yaa sudahlah, masih tetap berbaik sangka, mungkin sosialisasinya yang belum merata, atau masih dalam tahap percobaan di wilayah tertentu. Jawaban tidak tahu, tentu lebih baik daripada alih-alih memberi solusi tapi tidak tepat sasaran.  Berikutnya, suamiku membuatkan dokumen/Gsheet untuk mencatat angka saturasi dan suhu badan, karena aku harus membuat laporan setiap hari pada tahap observasi. Ini cukup memudahkan, aku bisa mengaksesnya dengan ponselku & mengisinya sesuai jadwal.  Malam ha

Covid 19 Share it! - Isoman H10-11 (Cytokine storm?)

Isoman hari ke-10, Senin 23 Agustus 2021 dimulai dengan pagi yang luar biasa. Bangun tidur setelah mengalami batuk kering, aku memeriksa saturasi dan layar Oximeter menunjukkan angka 85%. Ada apa ini? Semalam aku batuk ringan, rasanya seperti waktu tidur kemudian tiba-tiba tersedak. Tak ada yang aneh kalau kamu bukan dalam kondisi isoman. Aku tak mencurigai apapun. Saat angka saturasi turun, kubuat duduk untuk menenangkan diri. Melatih pernapasan sambil terus memantau saturasi dengan Oximeter. Alhamdulillah perlahan saturasi naik sampai angka 97%. Berikutnya aku keluar rumah untuk mencari udara segar. Lumayan bisa untuk merefresh pikiran. Berikutnya dokter klinik tempatku bekerja mengirim pesan singkat lewat WA, bertanya tentang perkembangan kondisiku. Kuceritakan yang kualami dengan narasi singkat, dan dengan pertimbangan angka saturasi yang turun, dokter menyarankan untuk melakukan tes Darah Lengkap (DL), D-dimmer, Swab PCR, dan Scan Thoraks. Aku tidak kaget, karena aku telah membaha

Covid 19 Share it! - Isoman H7-9

Isoman hari ke-7, Jumat 20 Agustus 2021 gejala masih sama. Anosmia, pusing ringan, ditambah tenggorokan kering. Pagi hari, tim tracing sudah menanyakan kondisi seputar gejala dan keluhan. Saturasi di angka 95-97%, dan normal saat siang (99%). Suhu tubuh normal. Mulai dengan kegiatan yang bermanfaat. :) 6 langkah diatas bisa diterapkan dirumah saat isoman, sesuai dengan himbauan satgas maupun petugas Puskesmas. Sebenarnya aku dihimbau untuk pisah kamar dengan anak-anak, tapi aku terpaksa menolak karena anak ke-2 ku belum disapih (dalam proses WWL). Bekal saran dari dokter, bisa dijadikan alasan kepada tim satgas untuk pengecualian, khusus bagi busui.  Setelah kemarin aku bisa mengecap rasa "asin", hari ini aku bisa mengecap rasa "gurih". Ini luar biasa! Setelah hampir 7hari tidak bisa merasakan apapun, akhirnya 2 rasa itu kembali. Senang sekali rasanya. Sebelumnya, minum jahe + madu terasa asin, makan kue manis terasa asin, bahkan makan gula tak ada rasanya. Semoga

Covid 19 Share it! - Isoman H4-6

Isoman hari ke-4, Selasa 17 Agustus 2021 tepat di hari Kemerdekaan Republik Indonesia tercinta. Sungguh hadiah kemerdekaan yang luar biasa. Mengutip dari kata bijak seorang guru, bahwa "Tuhan tidak sedang bermain dadu", segala yang kita alami dan lalui adalah dengan skenario terbaikNya. Kami mengikuti upacara virtual sesuai amanah dari Kemendikbudristek Dikti, upacara resminya diselenggarakan di istana negara dengan protokol kesehatan ketat. Tak lupa juga kami mengibarkan bendera merah putih di depan rumah sejak tanggal 1 Agustus 2021 sebagai upaya peran serta menyemarakkan hari kemerdekaan. Semoga Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh sesuai slogan Kemerdekaan ke-76 tahun ini.  Kondisi hari ke-4, gejala Anosmia dan pusing ringan masih terasa. Sambil melanjutkan obat dari resep dokter dan terapi jahe merah hangat + madu, proning, berjemur, dan olahraga ringan. Olahraga dilakukan saat berjemur di jam 9-10 pagi, sambil meregangkan otot-otot agar tidak kaku karena aktivitas terbat

Covid 19 Share it! - Isoman H1-3

Pagi ini cerah seperti biasa, anak-anak sudah mulai riuh dengan kegiatannya masing-masing. Main seluncuran, lompat-lompat dan lari-larian dalam rumah. Dan aku, memulai hari sebagai penyintas Covid yang menjalani isoman hari ke-1. :) Jam 07.00 WIB, Sabtu 14 Agustus 2021 pagi,  ada telpon masuk ke WA-ku, petugas Puskesmas dengan inisial "R" meminta ijin untuk tracing dan menanyakan beberapa hal terkait kondisiku yang dia bilang tercantum dalam daftar pasien positif Covid. Sepertinya tim satgas sudah meneruskan informasi ke pihak Puskesmas. Cukup gercep! Untuk kelancaran selama proses tracing, hal-hal yang perlu disiapkan saat petugas Puskesmas telpon adalah sebagai berikut : 1. e-KTP (nama, alamat dan domisili, pekerjaan) 2. Surat/sertifikat vaksin 2 dosis (disebutkan tanggal & bulan, dosin dan jenis Vaksin, penyelenggara) 3. Resep dokter (obat yang diresepkan, diagnosis awal) 4. Hasil swab dari Lab (dilampirkan) 5. Obat yang dikonsumsi (disebutkan merk, dosis, dan keterse

Covid 19 Share it! - Swab Antigen

Setelah konsultasi dengan dokter pada hari ke-3 gejala awal, yang menghasilkan " advice " berupa swab antigen pada hari ke-5, dan dengan mempertimbangkan kondisi ku dirumah yang hanya ada aku, rewang dan 2 balita, maka dokter menyarankan untuk swab antigen home service . Kondisiku hari ke-4 sudah tidak pilek lagi, karena didukung dengan obat dari resep dokter kemarin. Meskipun obat tidak lengkap, karena antibiotik sejuta umat habis dimana-mana (ini barang langka mirip artefak) ^^. Jadi ku-skip saja antibiotik sambil menunggu persediaan dari apotek. Apotek yang bisa delivery service bisa ditemukan di kota besar termasuk Surabaya, mereka menyediakan layanan pesan antar sehingga kita bisa memesan obat dengan melampirkan resep yang dikirim melalui WA. Hal ini cukup memudahkan bagi yang tidak bisa keluar rumah baik karena kondisi maupun yang terkena dampak PPKM. Kebetulan apotek dekat rumah adalah Viva, jadi aku sudah langganan disana tiap kali dapat resep dari dokter. Adminnya g

COVID 19 Share it! - Gejala Awal

Tahun 2021 adalah tahun penuh kejutan. Kali ini, kami harus bersapa dengan si mungil tak kasat mata. Mau tak mau giliran itu telah tiba. Seperti dapat arisan. hehe Tanggal 8 Agustus 2021, hari Minggu malam aku begadang karena anak pertama kami (Yasa, 5tahun) mual dan muntah. Selang waktu 4 jam dia muntah 8x, awalnya mengeluarkan isi makanan, muntah berikutnya hanya cairan kuning saja. Karena posisi sudah di jam 23.00 WIB dan dirumah hanya ada aku dan anak2, jadi sebisa mungkin mencoba untuk tenang. Namun aku sudah berencana akan membawa-nya ke IGD kalau jam 24.00 belum membaik.  Untuk meredakan mual, kubuatkan dia teh hangat sedikit gula (karena kalau pahit dia gak suka). Setiap kali habis muntah kusuruh minum teh hangat/air putih untuk mengganti cairan tubuhnya. Sesekali kuolesi minyak telon, saat itu persediaan minyak kayu putih & tolak angin anak habis, aku berusaha sebisaku dengan memanfaatkan apapun yang ada dirumah. Kuperhatikan anaknya gak lemas, masih bisa diajak ngobrol da