Langsung ke konten utama

Covid 19 Share it! - Isoman H1-3

Pagi ini cerah seperti biasa, anak-anak sudah mulai riuh dengan kegiatannya masing-masing. Main seluncuran, lompat-lompat dan lari-larian dalam rumah. Dan aku, memulai hari sebagai penyintas Covid yang menjalani isoman hari ke-1. :)

Jangan Sembarangan Isolasi Mandiri

Jam 07.00 WIB, Sabtu 14 Agustus 2021 pagi,  ada telpon masuk ke WA-ku, petugas Puskesmas dengan inisial "R" meminta ijin untuk tracing dan menanyakan beberapa hal terkait kondisiku yang dia bilang tercantum dalam daftar pasien positif Covid. Sepertinya tim satgas sudah meneruskan informasi ke pihak Puskesmas. Cukup gercep! Untuk kelancaran selama proses tracing, hal-hal yang perlu disiapkan saat petugas Puskesmas telpon adalah sebagai berikut :

1. e-KTP (nama, alamat dan domisili, pekerjaan)

2. Surat/sertifikat vaksin 2 dosis (disebutkan tanggal & bulan, dosin dan jenis Vaksin, penyelenggara)

3. Resep dokter (obat yang diresepkan, diagnosis awal)

4. Hasil swab dari Lab (dilampirkan)

5. Obat yang dikonsumsi (disebutkan merk, dosis, dan ketersediaan)

6. Gejala awal (dijelaskan sesuai yang dialami sampai akhirnya mendapat resep dokter)

7. Kronologi mulai dari gejala awal sampai dinyatakan positif

8. Komorbid/penyakit bawaan (sesak napas, alergi)

9. Kontak erat (keluarga serumah)

10. Anamnesi (tekanan darah, saturasi oksigen, suhu badan dll)

11. Tracing perjalanan 14 hari terakhir (harus dijelaskan dengan narasi yang baik, terutama tempat-tempat yang rutin dikunjungi seperti supermarket, pasar, dll)

12. Kontak terakhir dengan orang luar selain keluarga (di lingkungan, kantor, tempat umum, dll)

12 poin diatas ditanyakan dengan detail oleh petugas puskesmas. Berikutnya dijelaskan bahwa pihak Puskesmas akan menyupport kebutuhan obat sesuai dengan saran dokter, namun penyaluran akan dikonfirmasi kemudian karena melihat stok obat terlebih dahulu. Sepertinya Puskesmas juga sedang overload. Juga dengan kebutuhan permakanan yang rencananya akan disupport oleh Pemkot karena merupakan salah satu program Pemkot untuk mendukung warga yang terdampak Covid sesuai amanah berikut :

Perwali 53-2021 

Pihak Puskesmas menjanjikan akan meneruskan pada satgas Kelurahan terkait kebutuhan warga terdampak. Setelah selesai tracing selama kurang lebih 30 menit. Aku melanjutkan kegiatan isoman hari pertama dengan berjemur. Kebijakan satgas perumahan kami, bagi warga yang sedang isoman/terdampak Covid, diberikan waktu selama 1 jam untuk berjemur (09.00-10.00 WIB) dengan menutup akses jalan depan rumah, sehingga keluarga terdampak bisa olahraga diluar ruangan dengan lebih leluasa. Waktu singkat ini juga kami gunakan sebagai media anak-anak bisa berlarian di depan rumah. Terimakasih untuk para tetangga, tukang sayur, dan tukang taman yang memberi kami ruang untuk berkegiatan di luar rumah meskipun dengan waktu singkat. :)

Gejala yang kurasakan dihari pertama isoman adalah Anosmia, atau hilangnya kemampuan membau dan merasa. Pusing ringan juga kurasakan saat bangun tidur sampai menjelang siang. Beberapa teman yang punya pengalaman sebagai penyintas Covid bercerita, bahwa gejala paling umum yang dirasakan oleh penderita Covid dengan gejala ringan adalah Anosmia, cuma agak beda dengan anosmia biasa ketika flu. Anosmia yang kurasakan benar-benar lengkap, alias sama sekali tidak bisa merasakan ataupun membau apapun. Bacaan tentang perbedaan Anosmia pada Covid dan flu biasa bisa dibaca disini :

Anosmia Covid dan Flu Biasa 

Hari ke-2 isoman, Minggu 15 Agustus 2021 keluhan dan gejala masih sama, anosmia dan pusing ringan. Saturasi 99%, dengan denyut nadi sekitar 87-90 bpm, suhu tubuh normal. Satgas klinik tempat kerja melakukan tracing pagi hari. Dengan pertanyaan seputar kondisi, saturasi oksigen, tekanan darah dan suhu tubuh. Selain itu juga menyampaikan tips-tips yang bisa dilakukan agar anosmia bisa berkurang. Aku menemukan artikel yang sesuai, berikut link-nya :

Terapi untuk Anosmia 

Anosmia memang cukup mengganggu, tapi sebisa mungkin tetap jaga pola makan. Penuhi nutrisi dengan baik, banyak makan protein dan kurangi karbohidrat. Jadi semacam diet sehat ya, aku jadi berpikir mungkin salah satu alasan Tuhan mengirim makhluk kecil luar biasa ini adalah untuk melatih manusia menerapkan pola hidup sehat. Keep positive vibe aja ya. Makanan yang bisa dikonsumsi saat menjalani isoman bisa dibaca pada artikel berikut :

Makanan bagi pasien Covid 

ada juga makanan yang harus dihindari supaya pemulihan bisa lebih cepat :

Makanan yang Harus Dihindari Pasien Covid 

pada intinya, kita harus lebih memperhatikan hidup sehat di masa pandemi seperti sekarang dengan menjaga pola makanan dengan gizi seimbang. Makanan sehat tidak harus mahal, tapi bagaimana cara kita mengolahnya agar menjadi makanan yang enak terutama jika ada anak-anak dirumah. Sambil menunggu petugas permakanan yang janjinya akan mengantar jatah makan pasien isoman, aku mendapat banyak kiriman makanan dari sahabat, kolega, keluarga, tetangga dll. Bermacam kebutuhan mulai sembako, frozen food, jamu, roti, lauk, buah, sayur semuanya lengkap. Terimakasih untuk semua yang telah mendukung kami saat isoman. Motivasi ini memberi dampak yang luar biasa. Semoga segala kebaikan dikembalikan dengan kadar yang berlipat oleh Allah SWT. Aamiin.. :)

Hari ke-3 isoman, Senin 16 Agustus 2021 keluhan masih sama, namun pagi hari saat bangun tidur, hidung terasa pengar dengan nyeri di bagian atas dada. Seperti mimpi buruk lalu terbangun, keringat dingin mengucur deras padahal di kamar ber-AC. Langsung kuambil oximeter dan kuperiksa ternyata saturasi Oksigen menyentuh angka 94%, denyut nadi 104 bpm. Aku sedikit kaget, lalu kuminumi air putih. Sambil bersila dan menghirup udara dengan pelan, kutenangkan diriku. Nah, mengapa agak panik, karena angka saturasi normal > 95%. Pentingnya mengetahui angka saturasi Oksigen normal, supaya tidak diserang panik, karena itu perlu Oximeter dirumah, bisa dibaca disini :

Pentingnya Mengetahui angka Saturasi Oksigen Normal 

Kuceritakan kondisiku pada petugas klinik tempat kerja yang hari ini melakukan tracing. Obat disuruh lanjut, dengan terapi minum jahe merah + madu hangat. Berikutnya mengabari suami tentang kondisi hari ini, ternyata dia juga sudah siap dengan segala informasi mengenai Covid dan terapi-terapi sederhana yang bisa dilakukan dirumah. Dengan gejala dan keluhan yang kusampaikan, dia memberiku tautan video berisi metode "Proning" yang dipraktekkan oleh seorang Dokter. Proning ini cukup simpel dan mudah dilakukan dengan melakukan gerakan sujud sambil batuk 3x. Videonya bisa dilihat disini :


Aku mencoba mempraktekkan metode proning seperti video diatas saat dada mulai terasa sesak (ampeg orang Jawa bilang). Dan setelah melakukan proning, terasa seperti ada lendir yang naik menuju tenggorokan, tapi tidak bisa dikeluarkan. Seperti dahak tapi terasa lengket di dinding tenggorokan. Berikutnya kuminumi jahe hangat + madu, rasanya lega dan terasa enteng kembali. Tiap kali aku merasa ampeg, aku melakukan proning ini. Tak ada ikhtiar/usaha yang sia-sia bukan? selama itu baik dan membawa manfaat serta disampaikan oleh ahlinya, maka perlu kita coba. Terimakasih suamiku tercinta, tanpamu yang luar biasa, aku bukan siapa-siapa. :)

Tips : Jika ada kondisi darurat jangan segan menghubungi Puskesmas terdekat, karena layanan dibuka 24 jam. Catat nomor penting sesuai daerah kalian ya. Untuk wilayah Kota Surabaya, bisa dilihat disini :

Nomor Puskesmas Surabaya 

Lanjut besok ya.. semoga semuanya sehat-sehat selalu :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal-usuL Hajar Aswad

Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya  Ismail a.s. membangun Ka'bah, mereka merasa ada banyak kekurangan di dalamnya. Pada mulanya Kaabah itu tidak mempunyai ruang dan pintu masuk. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail menyempurnakan bangunannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.