Langsung ke konten utama

Covid 19 Share it! - Isoman H4-6

Isoman hari ke-4, Selasa 17 Agustus 2021 tepat di hari Kemerdekaan Republik Indonesia tercinta. Sungguh hadiah kemerdekaan yang luar biasa. Mengutip dari kata bijak seorang guru, bahwa "Tuhan tidak sedang bermain dadu", segala yang kita alami dan lalui adalah dengan skenario terbaikNya.

Kami mengikuti upacara virtual sesuai amanah dari Kemendikbudristek Dikti, upacara resminya diselenggarakan di istana negara dengan protokol kesehatan ketat. Tak lupa juga kami mengibarkan bendera merah putih di depan rumah sejak tanggal 1 Agustus 2021 sebagai upaya peran serta menyemarakkan hari kemerdekaan. Semoga Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh sesuai slogan Kemerdekaan ke-76 tahun ini. 

Kondisi hari ke-4, gejala Anosmia dan pusing ringan masih terasa. Sambil melanjutkan obat dari resep dokter dan terapi jahe merah hangat + madu, proning, berjemur, dan olahraga ringan. Olahraga dilakukan saat berjemur di jam 9-10 pagi, sambil meregangkan otot-otot agar tidak kaku karena aktivitas terbatas. Olahraga apa sebaiknya yang dilakukan pasien Covid, bisa dibaca disini :

Olahraga untuk Pasien Covid 19 

Dengan melakukan olahraga ringan, tubuh jadi terasa segar dan rileks. Aktivitas WFH juga bisa dilakukan, tapi tidak untuk dipaksakan. Satuan kerja akan memahami kondisi kita yang sedang isoman dan membutuhkan istirahat, jadi jangan terlalu memikirkan beban kerja. Sebenarnya isoman ini ada positifnya juga, memberi ruang dan waktu bagi tubuh untuk beristirahat dan relaksasi. Terlepas dari keruwetan dan rasa was-was akan gejala baru yang akan muncul kemudian. 

Di hari kemerdekaan ini juga, aku mengisi kegiatan dengan merangkai rak sepatu dan menata ulang ruangan supaya sirkulasi udara lancar dan aman untuk anak-anak. Banyak referensi yang bisa dipilih untuk mengganti suasana ruangan supaya terlihat lebih nyaman, salah satunya disini :

Inspirasi Menata Ruangan agar Lebih Fresh 

Sore harinya, Satgas kembali mendatangi rumah dan melakukan tracing dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait kondisi dan perkembangan gejala. Satgas juga menyediakan Desinfektan, masker yang diserahkan secara gratis kepada keluarga terdampak Covid yang membutuhkan, tentunya dana diperoleh dari hasil gotong-royong warga. Satgas juga menanyakan Oxycan, kebetulan aku sudah sedia 2 kaleng di rumah. Beberapa waktu ini Oxycan juga langka, yang seharusnya berharga sekitar 55 ribuan sekarang meroket sampai 150 ribu di e-commerce tertentu. Hmm...

Terkait obat yang ku-konsumsi masih sama dengan gejala awal. Terdiri dari Vit. D, Vit B Kompleks, Acetylsisteine, Paracetamol, dan Azithromycin. Sebenarnya ketika hasil swab keluar, ada tambahan obat baru yang sering orang bilang "Antivirus", harganya cukup mahal, di apotek KF dan K24, 4 strip seharga hampir 1 juta. Bahkan di e-commerce bisa ditemukan harga 1 strip untuk obat ini sekitar 500 ribu. Kemenkes sudah memberi patokan harga untuk obat ini, tapi parahnya, masih ada oknum yang melakukan praktek jual beli dengan harga yang tidak manusiawi. Obat ini tidak dijual bebas di pasaran, harus melampirkan resep dokter dan dibeli sesuai dengan gejala. Dosisnya juga tidak main-main, sekali minum bisa langsung 8 butir. Tapi karena hasil tracing menunjukkan tidak ada perubahan gejala dari ringan menuju sedang, maka Antivirus tidak jadi diresepkan. :)

Berikut artikel tentang obat terapi Antivirus yang sedang langka dan jadi buruan para penyintas Covid meskipun harganya relatif mahal :

Antivirus untuk Covid 19

Untuk terapi membau, aku disarankan menggunakan Vicks inhaler. Tidak disarankan menggunakan uap ya. Seperti ini :

Berikutnya tentang antibiotik yang diresepkan di awal gejala, Azithromycin. Nah sebenarnya obat ini bukan antivirus, tapi semacam antibiotik yang diresepkan untuk pasien dengan gejala infeksi, para ahli mencari alternatif obat yang sudah ada sebagai upaya untuk menangkal perkembangan virus supaya tidak semakin parah. Jadi, jangan pernah membeli obat tanpa resep dokter, karena gejala setiap orang berbeda sehingga harus didiagnosis oleh ahlinya. Berikut artikel tentang Azithromycin untuk Covid 19 :

Azithromycin untuk Covid 19 

Isoman hari ke-5, Rabu 18 Agustus 2021. Keluhan dan gejala Anosmia, pusing ringan, mata berair, dan cepat lelah. Mulai ada 2 keluhan baru. Hidung pengar yang tak kunjung reda, menyebabkan pusing ringan di kepala. Punggung dan bahu terasa pegal seperti habis vaksin (orang Jawa bilang "njarem"). Karena pengar ini pula yang menyebabkan kedua mata berair. Mirip kalau kita kena flu, tapi tak ada pilek & batuk. Kucoba minum jahe merah hangat + madu, berjemur dan olahraga ringan, serta tiduran tanpa alas kepala. Sambil olahraga ringan, bisa juga mencoba gerakan yoga sederhana seperti berikut :

Gerakan Yoga Sederhana  

Saat berjemur, bisa menggunakan gerakan olahraga streching seperti video berikut, untuk work out-nya bisa ditemukan pada menit 9:55 :


Isoman hari ke-6, Kamis 19 Agustus 2021. Gejala dan keluhan Anosmia, pusing ringan, mulai bisa merasakan asin, juga sedikit bau apek seperti debu saat bersih-bersih. Dokter tempat kerja melakukan tracing pagi hari, dengan pertanyaan seputar perkembangan gejala. Kusampaikan dengan narasi singkat, dan dokter menyarankan untuk melakukan latihan membau dengan aromatherapy, atau membersihkan ujung hidung dengan air mengalir seperti ketika berwudhu, sebenarnya suami yang pertama kali memberi saran untuk melakukan ini, dan kusahihkan dengan bertanya pada dokter. Namun sebagai catatan, pembersihan hidung dengan air hanya untuk ujung hidung saja, bukan untuk hidung bagian dalam. Pembersihan hidung bagian dalam harus menggunakan bantuan alat khusus, dan menggunakan cairan infus NS, jadi jangan mencoba sesuatu sebelum bertanya pada ahlinya. Untuk terapi dengan uap minyak kayu putih, tetap tidak disarankan. Selain itu juga berlatih pernapasan agar lebih rileks dan memperlancar sirkulasi udara dalam tubuh.

Latihan pernapasan bisa dilakukan di rumah, seperti video berikut :


Sore hari, sekitar pukul 3 WIB, seperti biasa aku mengukur kadar saturasi oksigen. Terlihat angka 90-92%, ini adalah angka saturasi terendah sejak gejala awal. Panik gak, panik gak? Ya paniklah masak gak... :). Tetap mencoba untuk tenang, sambil berusaha mencari bacaan yang bisa dijadikan referensi saat kadar saturasi turun, aku menghubungi suami dan dia menyarankan untuk mencoba metode ini. 

Gerakan diatas juga merupakan salah satu teknik Proning yang sudah pernah kutulis di artikel sebelumnya. Setelah melakukan teknik ini, kuukur kembali kadar oksigenku dan mulai menyentuh angka 97%. Lumayan meningkat drastis. Namun sebisa mungkin ketika melakukan teknik ini harus tahap demi tahap, jangan di skip. Karena nilai saturasi akan berubah-ubah tidak stabil. Atau bila kesulitan mempraktekkan, silahkan menyimak video singkat berikut. Selamat mencoba.



Itu tadi beberapa informasi kegiatan yang bisa dicoba selama menjalani isoman di rumah supaya tidak bosan. Semangat sehat. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal-usuL Hajar Aswad

Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya  Ismail a.s. membangun Ka'bah, mereka merasa ada banyak kekurangan di dalamnya. Pada mulanya Kaabah itu tidak mempunyai ruang dan pintu masuk. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail menyempurnakan bangunannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.