Langsung ke konten utama

Kata Cinta Gibran

Kau buta dan aku tuli dan bisu, jadi marilah bersentuh tangan dan saling mengerti.

Cintaku, alangkah indahnya kehidupan di sini, sebab ia seperti kesucian hati penyair yang di penuhi oleh kehidupan dan kelembutan.





Terpujilah cinta yang mampu mengisi kesepian manusia, dan mengakrabkan hatinya dengan hati manusia lain.

Janganlah kasihani aku, dan janganlah engkau bersedih untukku, karena jiwa yang telah menyaksikan bayang-bayang Tuhan tidak pernah menatap pendar cahaya surga, tak akan terpejam oleh duka derita dunia.

Jiwa yang penuh penderitaan menemukan ketentraman saat disatukan dengan jiwa lain yang serupa. Mereka saling memeluk dengan mesra, seperti orang asing yang terhibur tat kala melihat orang asing lain di tempat yang jauh. Hati yang dipersatukan melalui perantaraan duka cita tidak akan terpisahkan oleh semaraknya kebahagiaan. Cinta yang dibasuh dengan air mata akan suci dan indah selamanya.

Setiap hati mendambakan hati lain, hati yang bisa diajak untuk bersama-sama mereguk madu kehidupan dan menikmati kedamaian, sekaligus melupakan penderitaan hidup.

Cintanya penuh dengan kedamaian seperti damainya alam. Dia tak memiliki alasan untuk menyesuaikan diri denganmu, tidak pula memberimu pilihan untukmu. Engkau hanya melihat kenyataan seperti Alam. Engkau nyata dan dia juga nyata, dua kekuatan yang saling mencintai.

Ketika tangan kehidupan terasa berat dan malam tak berirama, inilah saatnya untuk cinta dan kepercayaan. Dan betapa menjadi ringannya tangan kehidupan dan betapa beriramanya malam, ketika seseorang mencintai dan mempercayainya.

“Oh! Kekasih! Engkau adalah sebuah menara kekuatan! Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan hari ini tanpa engkau. Aku harus mandi dalam kobaran api. Aku sangat terlindungi, dan terjaga.”

Aku minta padamu, wahai sahabatku atas nama cinta yang mengikat jiwa-jiwa kita dan atas nama semua yang mengasihimu dalam hidup ini demi rahasia-rahasia hatimu, demi cinta yang telah menyentuh jiwa kita dan membuatnya terang.

Maafkan aku kekasihku, karena aku telah memanggil engkau sebagai “engkau”. Bagiku engkau adalah sisi terang yang hilang ketika kita meninggalkan tangan Tuhan pada saat yang sama. Maafkan aku kekasihku.

Jiwaku menunjukkan kepadaku bahwa Cinta hanya membanggakan dirinya sendiri dan tidak hanya pada seseorang yang mencintai, namun juga pada seorang kekasih.

Sekarang cinta mulai menggubah Puisi dari roda kehidupan, membentuk dari pikiran-pikiran masa lalu untuk mazmur agar bersenandung siang dan bernyanyi di malam hari.

Beritahu aku oh manusia, beritahu aku! Siapa diantara kalian yang tidak akan bangun dari tidur kehidupan, jika cinta telah membasuh jiwamu dengan jari-jarinya.

Setelah melakukan semua ini, dia tersenyum dan dari balik kata-katanya yang lembut dan ungkapan cintanya, dia sembunyikan syahwat dan nafsu.
 


Di sinilah cinta mulai menerjemahkan prosa kehidupan ke dalam himne dan lagu pujian, dengan musik yang digubah oleh malam, dan dinyanyikan oleh pagi. Di sinilah Cinta menyiapkan cadar, dan menerangi lekuk-lekuk hati, menciptakan puncak kebahagiaan kala sukma menyembah Tuhan.

Setiap cinta di dunia ini adalah yang terbaik, dan yang paling menyenangkan. Cinta tidak seperti kue yang bisa dipotong; besar dan kecil. Semua cinta. Tentu saja kau bisa mengatakan dia adalah yang paling kau cintai di diunia ini – siapapun yang kita cintai dan setiap orang yang kita cintai, bagi kita adalah orang yang tercinta di dunia ini.

Cinta yang tidak memperbarui dirinya setiap hari akan menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi perbudakan.

Cinta telah menjadi sebuah lingkaran cahaya yang awalnya adalah akhir dan akhirnya adalah awal. Lingkaran cahaya itu mengelilingi setiap makhluk dan meluas dengan perlahan memeluk semua yang hidup.

Aku berangkat, Kekasihku, berkumandang perahu roh, aku akan kembali ke dunia ini karena Ishtar yang agung akan menghidupkan kembali arwah insan pecinta yang berangkat ke Keabadian sebelum mereka menikmati kemanisan Cinta dan kebahagiaan Remaja.

Kekasihku, kapan pun kucoba untuk mendekatimu lewat ucapan, sebagai pribadi yang utuh. Tetapi engkau selalu menjauh dariku dan sulit untuk kugapai. Tetapi apapun aku senang bersamamu.

Andaikata tidak tampak dan tidak terdengar, cahaya dan suara tidak punya arti apa-apa selain berupa kekaburan dan getaran angkasa. Demikian pula, apabila cinta tak terasa dalam hati, yang ada hanya debu yang tertiup dan terberai oleh angin.

Cinta adalah segala sesuatu yang dapat kuperoleh, serta tidak ada seorang pun yang dapat melenyapkan dariku.

Ingatlah aku ketika orang-orang mengundangmu ke pesta-pesta perayaan, karena ingatanmu itu akan memberimu lukisan cinta dan rinduku padamu, dan akan menambah semangat serta memperdalam makna kata-kata. Cinta dan kerinduan adalah awal dan akhir dari kerja kita.

Aku mencintai kekasihku, tapi dalam pikiranku aku tidak tahu mengapa aku mencintainya. Aku tidak tahu. Sudah cukup, aku mencintainya dalam hati dan jiwaku. Sudah cukup bagiku untuk menyandarkan kepalaku pada kepalanya kalau aku sedih, kesepian dan kesendirian, atau kalau aku bahagia amat bergairah dan penuh keajaiban. Sudah cukup bagiku untuk berjalan disampingnya ke puncak gunung. Dan berkata, “Kaulah rekanku, kaulah kawanku.”

Impian dan cinta akan saling memberi satu dengan yang lain, serupa dengan apa yang dilakukan matahari ketika mendekati malam dan yang dilakukan bulan ketika mendekati pagi.

Apa saja yang pernah engkau lakukan, atau katakan, atau perlihatkan, atau alami, semua itu menunjukkan padaku sehingga memberimu kebahagiaan. Dan engkau harus membiarkan semua yang aku lakukan karena aku mencintaimu dan ingin memberimu kebahagiaan.

Cinta adalah ketidakpedulian yang buta. Ia bermula dari ujung masa muda daan berakhir pada pagkal masa muda.

Hubungan antara kau dan aku merupakan hal paling indah dalam hidupku. Sesuatu yang paling mengesankan yang pernah kuketahui dalam hidup. Dan akan selalu aku kenang.

Cinta ada di dalam jiwa sendiri, bukan di dalam raga, dan laksana anggur, cinta membangkitkan diri kita untuk menerima Cinta Illahiah.

Kehidupan memiliki dua sisi: yang satu sabar dan yang lain menyala. Cinta berada dalam sisi yang menyala.

Di dekat mereka ada sebuah nisan, di mana terukir kalimat ”Cinta telah menyatukan kami, lalu siapa dapat memisahkan kami? Kematian telah menjemput kami, lalu siapa yang dapat membawa kami kembali?”

Setelah kami dewasa, cinta tumbuh di antara kami sampai menjadi pemilik mutlak, yang kami layani dengan kasih sayang dari kedua hati kami. Cinta menghela kami kepadanya, dan kami memuliakannya dalam jiwa kami yang paling dalam, dan Cinta merangkul kami.

*Kahlil Gibran
--> didekasikan untuk Raihan al Ashyan
seorang penerang yang membuat inspirasi terus mengalir
-AeC

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal-usuL Hajar Aswad

Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya  Ismail a.s. membangun Ka'bah, mereka merasa ada banyak kekurangan di dalamnya. Pada mulanya Kaabah itu tidak mempunyai ruang dan pintu masuk. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail menyempurnakan bangunannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.